Kuliah
online bersama penulis buku best seller "Man Jadda Wajada" sangat
menarik. Beliau bernama Akbar Zainudin. Buku pertamanya adalah Man Jadda
Wajada. Kini bukunya sudah ada 13-an buku. Menulis sejak SMA. Fokus beliau
menulis di bidang motivasi.
Topik
pembelajaran malam ini adalah penulisan buku mulai dari ide sampai ke penerbit.
Penekanan ada pada langkah menyerahkan naskah ke penerbit. Ada enam langkah
menerbitkan buku yang bisa disingkat TOJTRP. Sebelum beliau jelaskan enam
langkah tersebut, beliau sarankan untuk lihat YouTube terlebih dahulu. Isinya
penjelasanan proses penulisan buku mulai dari ide sampai pengiriman ke
penerbit.
Langkah
menulis buku itu meliputi enam langkah yang terangkum dalam TOTJRP. Maksunya,
langkah pertama adalah Tema. Tentukan TEMA tulisan. Setiap buku harus punya
tema besar, baik buku fiksi maupun nonfiksi.
Langkah
kedua adalah Outline. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI. Outline berguna (1) agar
tulisan kita terarah, (2) bisa buat jadwal dan target, (3) menghindari
"ngeblank" pada saat menulis, dan (4) agar bukunya selesai.
Langkah
ketiga adalah J. Buatlah jadwal penulisan. Jadwal bisa dibuat mislanya 30
tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan
kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
Langkah
keempat adalah T. Tuliskan. Setelah outine dan jadwal ada, berikutnya adalah
tuliskan. Dalam hal ini disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah
tulisan kita akan selesai atau tidak.
Langkah
kelima adalah R, REVISI. Revisilah
tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu
judul tulisan/draf sampai sempurna. Yang perlu direvisi antara lain: (1) data
dan informasi yang kurang, (2) Tata Bahasa, (3) Gaya Tulisan (Disamakan dari
awal hingga akhir), (4) judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.
Langkah
keenam adalah kirim ke penerbit. Pertimbangan paling utama penerbit adalah
bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah
pembaca butuh buku kita? Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? Buku
kita menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita,
maka peluang diterbitkan semakin besar.
Sebagai
penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang
kira-kira akan baca. Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari
buku sejenis. Apa kelebihan buku kita dibandingkan dengan buku sejenis. Kita
harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi
pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.
Kita
tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI.
Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual. Cara mengirim naskah:
naskah harus sudah jadi dan diprint dikirim dengan hard copy dan soft copy.
Kabar diterima (diterima atau ditolak penerbit) atau tidak sekitar 3 bulan.
Sesi
dilanjutkan dengan tanya jawab. Sederet pertanyaan untuk narasumber antre
menunjukkan bahwa peserta aktif dan antusias. Dari pertanyaan dan jawaban
narasumber dapat dirangkum sebagai berikut.
Cara
membuat tulisan yang menarik sebagai berikut. Perlu jam terbang dan latihan
terus menerus. Narasumber sejak kelas 2 SMP sudah mulai belajar menulis. Jadi,
hampir 30 tahun tidak berhenti menulis. Menulis adalah keterampilan. Semakin
sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang. Banyak-banyak berlatih.
Luangkan waktu setiap hari 30-60 menit. Happy writing.
Outline/
struktur daftar isi untuk naskah fiksi
dan nonfiksi. Naskah Non Fiksi berupa: (1) Opening/Pendahuluan (Berisi latar
belakang, tujuan dan juga maksud penulisan); (2) Isi Naskah. Biasanya berisi
teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and
Trick), dan (3) Kesimpulan dan Penutup. Outline fiksi berupa tokoh, karakter,
alur/plot dan kilmaks serta ending cerita.
Saat
ditanya tentang tema, narasumber lebih suka satu tema, biar branding kita
jelas. Akan tetapi sebenarnya boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait.
Jawaban
dari penumbuh semangat menulis ya perlu disiplin. Kalau mau disiplin, dimulai
dari pembiasaan. Buat jadwal menulis secara teratur, sekitar 30-60 menit setiap
hari. Harus ada waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan
saja boleh, bisa pagi, siang, atau malam. Yang penting konsisten.
Biasanya,
buku yang diterbitkan sekitar 100 halaman minimal. Rata-rata itu sekitar
200-300 halaman. Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter di
komputer. Karakter itu huruf dan spasi.
Buku
itu ada yang namanya bunga rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul
bisa berbeda-beda tema. Disarankan, satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa
berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada satu tema tertentu. Tujuannya biar
pembaca menangkap maksud buku secara keseluruhan.
Menyiasati
penulis yang banyak godaan ya tahan godaan. Perbanyak istighfar biar tidak
tergoda.
Cara
membuat judul yang menarik agar pembaca tertarik dan mau membaca. Judul yang
menarik harus provokatif; jelas, tegas, sederhana; judul buku tiga kata.
Contoh: MAN JADDA WAJADA: The Art of Excellent Life. Kalau banyak kata untuk
subjudul.
Cara
meyakinkan penerbit agar buku kita diterbitkan adalah sebagi berikut. Pertama,
Yakinkan buku kita akan laku. Buatlah gambaran siapa yang akan beli buku kita
dan berapa banyak yang kira-kira akan terjual. Kedua Sodorkan apa yang akan
kita lakukan untuk membantu proses pemasaran buku.
Narsum
pernah ditolak di salah satu penerbit karena naskahnya kurang lengkap. Setelah
dilengkapi, dikirim ke penerbit lain, akhirnya diterima. Setelah bukunya
diterbitkan Gramedia, hampir semua penerbit lain menerima naskah bukunya,
bahkan mereka yang meminta untuk dituliskan. Karena standar penerbitan di
Indonesia memang Gramedia Grup.
Kendala
utama penulis pemula adalah MALAS. Lawan rasa malas, terus berlatih, pasti
tulisan kita akan jauh lebih baik setahun mendatang.
Akan
bagus sekali kalau dalam menulis outline meminta masukan dari teman-teman.
Semakin banyak masukan, akan semakin kaya. Asal jangan semakin bingung. Kalau
banyak masukan, dan bingung, bismillah, tentukan saja dan mulailah menulis.
Ada
buku-buku yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu,
buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. Ada juga buku-buku dengan tema
yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, dan sebagainya.
How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
Naskah
yang ditolak penerbit ada yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi semuanya
akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon. Kalau naskah ditolak,
diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit lain. Ada
satu naskah saya ditolak, saya perbaiki, lalu saya kirim ke penerbit lain,
alhamdulillah diterima.
Kalau
cerpen, temanya tidak harus satu. Boleh kumpulan cerpen. Tetap harus buat
outline biar cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita.
Outline juga penting buat jadwal dan target.
Menulislah
yang paling dikuasai dan disenangi. Jadi, menulis itu bagian dari sesuatu yang
membahagiakan. Jangan dibuat stress. Fiksi atau nonfiksi yang penting kita
senang menulisnya.
Judul
buku biasanya 3 kata. Kalau kata-katanya lebih banyak, dijadikan sub judul.
Contoh UKTUB: Panduan Menulis Buku dalam 180 Hari.
Naskah
yang dikirim ke penerbit bisa jadi judulnya diganti. Tugas editor memang
seperti itu. Kalau ada yang kurang menarik, diganti.
Ibu-ibu
yang berkarir sekaligus merangkap sebgai IRT jika ingin melawan malas menulis
dituntut memiliki disiplin diri yang tinggi. Bisa dinbuat jadwal kapan urusan
rumah tangga, urusan suami, urusan anak-anak, dan kapan untuk menulis. Misal
dijadwalkan 30-60 menit SETIAP HARI. Saya yakin pasti bisa menjadi penulis
handal.
Naskah
yang tidak diterima karena belum lengap, setelah dilengkapi boleh dikirim ke
penerbit lain ataupun penerbit yang sama. Yang tidak boleh adalah mengirim satu
naskah yang sama ke beberapa penerbit dalam satu waktu. Tunggu dulu apakah
diterima atau ditolak, baru dikirim ke penerbit lain.
Inilah
dua jam kuliah online bersama penulis buku best seller. Semoga bisa diambil
manfaat. Terima kasih Pak Akbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar