“Jadi
kemauan itu lebih powerfull ketimbang ide?” tanya saya mengawali kuliah online
bersama Bapak Budiman Hakim penulis buku “Menulis tanpa ide”. “Gak keduanya
bro, yang penting anda punya otak untuk berpikir dan hati untuk merasa, itu
cukup”. Jawab Om Bud panggilan akrab Pak Budiman Hakim penulis buku. Wah jujur
saja saya (Ridwan Nurhadi) merasa terusik dengan gaya penulisan barbar begini.
Kok dibilang barbar sih. Iya dong menurut pelatihan menulis yang saya ikuti dan
akhirnya menghasilkan buku Cara kaya dari dunia maya, Belajar bijak dan Misteri
dhuha (Sedikit promosi ya).Menulis itu harus bikin ide pokoknya dulu lalu
rancang kerangkanya dan lain sebagainya. Nah teorinya om Bud ini barbar sekali
tanpa menunggu Ide kita sebenarnya bisa menggunakan hati bukan cuma pikiran.
Pada kesempatan kuliah online ini buat para pembaca yang gabut. saya rangkum pernyataan Om Bud tentang menulis tanpa Ide, yakni;
1.
MEMANFAATKAN EMOSI.
Caranya
yaitu dengan menuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari.
Metode ini biasa beliau sebut dengan CERPENTING, Singkatan dari Cerita Pendek
Tidak Penting.
Cerpenting
adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling
kita. Meskipun ceritanya sepele tetapi ternyata kita dapat tertawa atau terharu
atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Namun, perlu dipahami
dengan benar bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING. Misalnya yang
memiliki anak kecil pastinya sering tertawa melihat kelucuan anaknya atau pada
saat kita ingin bercerita pengalaman yang menakutkan, kita dapat bercerita
waktu dikejar-kejar oleh binatang yang sangat kita takuti.
Menulis
cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT
PENTING. Mengapa? hal ini karena jika kita mampu menggugah emosi pembaca dengan
topik yang SANGAT SEPELE, apalagi jika kita berhasil menuliskan hal yang SANGAT
PENTING. Jika sudah terbiasa menulis cerpenting maka kita akan selalu mendapat
pemicu untuk menulis.
2.
MEMANCING EMOSI
Metode
yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita peroleh, dapat kita
konversikan menjadi ide. "JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS.
MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU." ingatlah kalimat sakti
tersebut.
triknya
adalah dengan memperhatikan sekeliling kita. Lalu kita tuliskan benda-benda
yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun semua benda
tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang
ditemukan oleh pancaindera kita, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu
supaya ide datang.
Sebagai
contoh, Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis
sesuatu.Tetapi sayangnya Kang Asep idenya lagi mandeg.
Asep
duduk di depan laptopnya yang sudah menyala sedari tadi tapi masih saja kosong
tanpa satu huruf pun di atasnya. Asep memandang ke sekeliling kamar dan
mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya. Setelah itu dia menuliskan
benda-benda yang ditemukannya.
Benda-benda
tersebut adalah :
1.
PRINTER
2.
KERTAS
3.
DINDING
4.
AC
5.
JAM
6.
LAPTOP
Setelah
itu, Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda
tadi. Dan beginilah hasilnya :
"PRINTER
warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat
DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang
begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga
kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."
Asep
mengaku belum punya ide untuk menulis. Tapi dia telah memiliki sebuah tulisan
yang sangat bagus. Luar biasa, bukan?
Satu
hal yang perlu dicatat bahwa Asep baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN. Asep
telah membuat sebuah tulisan yg bagus hanya dengan mengandalkan matanya.
Padahal
kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba
sebagai device untuk bereksplorasi. Semua yang ditangkap panca indera sangat
berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Pointnya adalah bahwa kita sebagai
manusia harus mempunyai creative attitude. Bahwa setiap hal-hal kecil yg kita
tangkap selalu membuat kita terpicu untuk menuliskannya. Cara menulis seperti
itu adalah cara untuk memancing ide datang. Ketika ide sudah terjaring barulah
kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Menulis itu sebuah proses. Menulis
bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus
berlatih. Berlatih memang sebuah periode yang membosankan. Itu sebabnya metode
ini diciptakan supaya proses latihan jadi menyenangkan.
Lebih
lanjut beliau menjelaskan bahwa pemilihan
kalimat pada saat menuliskan Cerpenting, bisa bervariasi. Kita dapat
memakai kalimat aktif, kalimat pasif, atau gabungan dari kedua kalimat
tersebut. Kita juga dapat menyisipkan majas metafora ke dalam tulisan kita.
Tetapi jurus ini hanya akan berlaku pada tulisan fiksi. Untuk karya non fiksi,
penulis harus benar-benar handal dalam memilih kata agar pembaca tidak bosan
ketika membacanya.
Selanjutnya
beliau menjelaskan bahwa dalam penulisan, kita akan memasuki dua ruangan yaitu
ruang imajinasi dan ruang editing. Yang pertama harus kita masuki adalah ruang
imajinasi. Di sini kita harus berimajinasi sebebas-bebasnya. Lupakan tata
bahasa, lupakan norma dan lupakan nilai-nilau apapun pada saat melakukan
nya Setelah cerita selesai ditulis
barulah kita masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan nilai-nilai
tadi kita masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor tulisan kita sehingga
kita akan menghasilkan tulisan yang bagus dan berbobot.
Pemilihan
diksi dalam tulisan itu juga penting.
namun, memilih diksi yang bagus butuh pengalaman yang banyak. Diperlukan waktu
yang khusus untuk banyak membaca karya-karya orang lain. Karena semakin sering membaca, maka kamus kosa kata kita akan semakin
bertambah, sehingga ketika kita menulis kita dapat menggunakan kata yang tidak
biasa dengan menggunakan kata kerja dari subyek yang berbeda.
Jadi
intinya bro, gak perlu nunggu ide datang baru menulis. So nyalakan laptop dan
biarkan hati dan pikiran kita berkolaborasi diatas tuts keyboard laptop kita.
Yuk kita coba.
Iya...pak makasih tip nya
BalasHapusIya pak makasih tips menulis nya
BalasHapus